Sastrawan

Social Like Button Sticky Melayang

Get widget

Kamis, 09 Juni 2022

Pentas Produksi Drama Dhemit Teater Timboel Siswa SMA Negeri 5 Surakarta

Pementasan Drama Dhemit

    Pada tanggal 19 November 2019, teater Timboel siswa SMA Negeri 5 Surakarta menampilkan pementasan drama. Naskah drama yang ditampilkan berjudul Dhemit karya Heru Kesawa Murti. berikut cuplikan video ketika pementasan :

1. Eksposition / pelukisan awal cerita

video 1.1

2. Komplikasi / pertikaian awal

    a. Dhemit sawan dan kawan-kawannya menculik Suli.

video 1.2

    b. Para pekerja menumbangkan pohon di bukit dengan menggunakan dinamit

video 1.3

    

3. Klimaks / titik puncak cerita

video 1.4

4. Resolusi/Penyelesaian / Falling Action

video 1.5


5. Catastrophe / Denoument / keputusan 

video 1.6

*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"**"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*""*"*"*"*
-------------------------------------------------------------------------------------------

sawan datang bersama teman-temannya dengan membawa Suli


video 1.7

salam terimakasih dari semua tokoh yang tampil dalam pementasan drama dhemit

video 1.8



Senin, 04 Juni 2018

BISINDO

GABY - TINGGAL KENANGAN

#Lirik dalam video

Pernah ada rasa cinta antara kita
Kini tinggal kenanganIngin ku lupakan semua tentang dirimu 
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku
 
Reff:.
Jauh kau pergi meninggalkan diriku 
Di sini aku merindukan dirimu 
Kini ku coba mencari penggantimu
 Namun tak lagi kan seperti dirimu,oh kekasi

Berikut contoh video tutorial BISINDO dalam Lagu Gaby - Tinggal Kenangan

CONTOH SKRIP NASKAH BERITA NASIONAL

Berikut merupakan contoh skrip Naskah Berita Nasional dan Mp3 Contoh pembacaan skrip berita Nasional...


"BUKU LKS SD MENGANDUNG KONTEN NARKOBA"
TANGERANG SELATAN - Polisi akan memproses secara hukum bagi siapapun yang lalai dan terlibat atas peredaran buku Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA kelas 5 SD berkonten narkoba di Tangerang Selatan (Tangsel).
Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan memastikan, tim gabungan tengah menyelidiki lolosnya LKS itu ke 32 sekolah yang berada di Ciputat dan Pondok Aren. Jika ada unsur kelalaian, dipastikan sanksi pidana tengah menanti bagi pihak yang terlibat.
"Tim gabungan sedang menyelidiki, jika ada unsur kelalaian maka akan kita proses hukum," .. "Nanti kan penerbitnya juga akan dipanggil, akan kami mintai keterangan siapa saja timnya untuk mencetak buku itu. Kami juga masih menunggu adanya laporan dari korban ataupun orang tua siswa yang merasa dirugikan atas konten narkoba tersebut,". Kata Ayi usai menghadiri deklarasi damai Pilgub Banten 2018 di Ciater, Serpong, Senin (17/07/2017).
Tim gabungan yang terdiri dari Dinas Pendidikan (Disdik), Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) dan Polres Tangsel terus menelusuri siapa saja yang terlibat dalam peredaran LKS terbitan Bakti Ilmu (BI) itu.
Keberadaan LKS tersebut diduga turut melibatkan sejumlah oknum dari Disdik Tangsel maupun pihak sekolah, mengingat peredarannya yang begitu leluasa dan tidak mendapat pengawasan ketat sejak tahun lalu.


Untuk mendengarkan contoh siaran bisa melalui klik link dibawah ini ⬇
Berita Nasional Bunga Febriana N.mp3

Puisi


AKU DAN KAMU
 

Aku dan kamu adalah buku yang sama, tetapi dalam rak buku yang berbeda..
waktu terus berlalu, Kita masih tetap pada rak yang berbeda
Kita mencoba saling melupakan
Namun masih juga berharap untuk dipertemukan

pada suatu waktu kamu mulai berubah,
Aku pikir kamu harus segera diperbaiki . .

- BFN11 -

Kamis, 29 Juni 2017

Biografi Sastrawan

ABDULLAH IDRUS

Abdullah Idrus lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal di Padang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun. Abdullah idrus adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus dan Taufik Idrus.
DUNIA SASTRA
Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-karya roman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah menghasilkan cerpen pada masa itu.
Minatnya pada dunia sastra mendorongnya untuk memilih Balai Pustaka sebagai tempatnya bekerja. Ia berharap dapat menyalurkan minat sastranya di tempat tersebut, membaca dan mendalami karya-karya sastra yang tersedia di sana dan berkenalan dengan para sastrawan terkenal. Keinginannya itu pun terwujud, ia berkenalan dengan H.B. Jassin, Sutan Takdir Alisyahbana, Noer Sutan Iskandar, Anas Makruf, dan lain-lain.
Meskipun menolak digolongkan sebagai sastrawan Angkatan ’45, ia tidak dapat memungkiri bahwa sebagian besar karyanya memang membicarakan persoalan-persoalan pada masa itu. Kekhasan gayanya dalam menulis pada masa itu membuatnya memperoleh tempat terhormat dalam dunia sastra, sebagai Pelopor Angkatan ’45 di bidang prosa, yang dikukuhkan H.B. Jassin dalam bukunya.
Hasratnya yang besar terhadap sastra membuatnya tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga menulis karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan sastra, seperti Teknik Mengarang Cerpen dan International Understanding Through the Study of Foreign Literature. Kemampuannya menggunakan tiga bahasa asing (Belanda, Inggris, dan Jerman) membuatnya berpeluang untuk menerjemahkan buku-buku asing. Hasilnya antara lain adalah Perkenalan dengan Anton Chekov, Perkenalan dengan Jaroslov Hask, Perkenalan dengan Luigi Pirandello, dan Perkenalan dengan Guy de Maupassant.
Karena tekanan politik dan sikap permusuhan yang dilancarkan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyatterhadap penulis-penulis yang tidak sepaham dengan mereka, Idrus terpaksa meninggalkan tanah air dan pindah ke Malaysia. Di Malaysia, lepas dari tekanan Lekra, ia terus berkarya. Karyanya saat itu antara lain,Dengan Mata Terbuka (1961) dan Hati Nurani Manusia (1963).

Di dalam dunia sastra, kehebatan Idrus diakui khalayak sastra, terutama setelah karyanya Surabaya, Corat-Coret di Bawah Tanah, dan Aki diterbitkan. Ketiga karyanya itu menjadi karya monumental. Setelah ketiga karya itu, memang, pamor Idrus mulai menurun. Namun tidak berarti ia lantas tidak disebut lagi, ia masih tetap eksis dengan menulis kritik, esai, dan hal-hal yang berkenaan dengan sastra di surat kabar, majalah, dan RRI (untuk dibacakan).

 

KARYA ABDULLAH IDRUS


Novel

·         Aki
·         Corat-Coret di Bawah Tanah
·         Dengan Mata Terbuka
·         Hati Nurani Manusia
·         Hikayat Petualang Lima
·         Hikayat Putri Penelope
·         Perempuan dan Kebangsaan
·         Surabaya

Cerita pendek

·         Anak Buta
·         Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

Drama

·         Dokter Bisma
·         Jibaku Aceh
·         Kejahatan Membalas Dendam
·         Keluarga Surono

Karya terjemahan

·         Acoka
·         Cerita Wanita Termulia
·         Dari Penciptaan Kedua
·         Dua Episode Masa Kecil
·         Ibu yang Kukenang
·         Keju
·         Kereta Api Baja
·         Perkenalan dengan Anton Chekov
·         Perkenalan dengan Guy de Maupassant
·         Perkenalan dengan Jaroslov Hask
·         Perkenalan dengan Luigi Pirandello
·         Roti Kita Sehari-hari


~ Bunga Febriana Nurwiyanti ~

PUISI

UANG
Puisi oleh : Bunga Febriana Nurwiyanti

Arti apa, apa arti uang ?
Tanpa dicari tidak akan datang
Tidak habis jika tidak dibuang
Kadang bisa buat kita melayang

Arti apa, apa arti melayang ?
Jika sebenarnya tidak bisa terbang
Jika mungkin kekuatan akan datang
Dengan ikhlas uang kita dibuang

Arti apa, apa arti dibuang ?
Saat yang dicari telah hilang
Dari kekuasaan yang mereka pegang
Tidak sulit membuat uang datang

Arti apa, apa arti datang ?
Jika kita bukan seorang pejuang
Yang melawan musuh dengan pedang
Demi bangsa tanpa mengharap uang

Arti apa, apa arti uang ?
UANG Datang Dibuang Melayang Terbang


Jumat, 16 September 2016

AKU BUKAN BULE

Hari berlalu begitu cepat. Usiaku pun semakin terkurangi jatahnya. Kebodohan tak lagi mampu kututupi. Kesendirianku tak lagi dapat kusembunyikan. Keraguan tak lagi temui jalan keluar. Hingga pada akhirnya kebenaran terungkap. Kecermelangan akal berontak, meronta ingin keluar dan terpuaskan. Layaknya remaja putri di usia belasan tahun yang penuh rasa ingin tahu dan penasaran, aku pun mengais-ngais jejak langkah orang-orang di sekitarku. Demi kutemukannya sebuah jati diri. Who am I? Am I just a stranger? Am I just a girl? Am I a muslimah? Am I so special? “That’s perfect! It is Excellent! You’re a good girl, Sofia”

Inilah yang selama ini kutunggu-tunggu. Ungkapan pujian dan penilaian yang bagus. Sangat bagus malah. Perfectionist. Tapi tetap saja ada yang hilang dan kurang. Buat apa semua pujian itu? Apa artinya semua pujian itu? Dapatkah semua pujian itu merubah kehidupanku?

Mendapatkan berkah berupa wujud fisik yang cantik dan indah bukanlah impianku. Memiliki ayah seorang warga negara asing bukanlah pintaku pada ibu. Terlahirkan pada musim dingin di tepian kota California juga bukan rencanaku. Bahkan hingga belasan tahunku kini tak mampu kukenali jati diriku juga bukan mauku. Sebelumnya tak pernah serumit ini ku pikirkan hidupku. Hingga tiba waktuku kembali pulang ke Indonesia tiga tahun lalu, aku temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengusik batinku.

Tidak lama setelah meninggalnya ayah, keputusan ini ibu anggap yang terbaik setelah tahu betapa bobrokan system (aturan) dan moral Negara asal ayahku. Duka di lubuk hati tak seberapa jika dibandingkan duka hidup di negeri perantauan. Sekelumit kalimat inilah yang acap kali ibu lontarkan kepadaku. Seringkali ibu bercerita tentang ramahnya hidup di alam pedesaan Indonesia. Tak jarang pula ibu mengenang tentang masa kecilnya di pematang sawah. Ibu rindu dengan desa dan sawah di Indonesia. Sementara kehidupan di negara bersumber daya alam miskin seperti Amerika tidak mampu mengobati nyeri kerinduan ibu. Belum lagi kebiasaan hidup ASAAP (Asal Senang, Asal Ada Pesta) di negeri ayahku ini semakin membuat ibu cemas dengan perkembangan mental dan psikologiku.

Berdua kami kembali menata hidup di bumi pertiwi. Memang sulit pada mulanya tapi untungnya dari kecil ibu mengajakku berkomunikasi bilingual (bahasa Indonesia-Inggris Amerika). Jadi, little little sih aku bisa ngomong dengan bahasa Indonesia!


Tak pernah kutemukan ketenangan dalam hidupku. Meskipun selama ini orangtuaku selalu berusaha keras agar segala kebutuhanku tercukupi dengan baik. Hingga pada akhirnya aku harus ikut ibu ke Indonesia dan menemukan jawaban yang selama ini belum pernah kuterima, dari siapa pun dan apapun. Jawaban atas tanda Tanya besar from my deepest heart; who am I? Untuk apa hidupku ini? Where will I go after death?

NB : Bukan tulisan saya :)